Sistem otomatisasi konvensional adalah sistem pengendalian otomatis yang menggunakan rangkaian perangkat keras seperti relay, kontaktor, timer analog, dan komponen elektromekanis lainnya untuk menjalankan proses tanpa campur tangan manusia secara terus-menerus. Sistem ini banyak digunakan sebelum munculnya teknologi berbasis mikrokontroler dan sistem digital seperti PLC (Programmable Logic Controller) atau sistem berbasis IoT.
Pada sistem otomatisasi konvensional, logika kontrol dirancang menggunakan rangkaian kabel fisik yang dihubungkan sesuai urutan kerja mesin atau proses. Ketika sistem diaktifkan, aliran listrik akan mengikuti rangkaian yang telah dirancang sehingga menghasilkan aksi seperti menyalakan motor, membuka katup, atau menyalakan alarm. Sistem ini masih banyak dijumpai di berbagai industri kecil, sistem mesin lama, dan beberapa aplikasi sederhana yang tidak membutuhkan fleksibilitas tinggi.

Ciri khas dari sistem otomatisasi konvensional antara lain:
- Menggunakan relay, kontaktor, dan push button sebagai komponen utama kontrol.
- Mengandalkan wiring logic, bukan pemrograman digital.
- Perubahan sistem kerja hanya bisa dilakukan dengan mengubah jalur kabel atau mengganti komponen secara manual.
- Umumnya digunakan untuk otomasi mesin sederhana, seperti motor starter, conveyor belt manual, dan sistem lampu otomatis.
Contoh nyata dari sistem otomatisasi konvensional adalah rangkaian star-delta starter pada motor induksi, di mana proses pengoperasian motor dari start hingga penuh dikendalikan oleh kombinasi timer dan kontaktor. Contoh lain adalah sistem pengisian air tangki menggunakan float switch dan relay yang akan memutus atau mengalirkan listrik ke pompa secara otomatis tanpa perlu pemrograman.

Kelebihan dari sistem otomatisasi konvensional:
- Sederhana dan mudah dipahami, terutama oleh teknisi listrik.
- Tidak memerlukan programming atau software khusus.
- Tangguh dan tahan lama jika dirancang dengan baik.
Namun, sistem ini juga memiliki beberapa kekurangan, seperti:
- Sulit diubah atau dimodifikasi tanpa membongkar ulang rangkaian kabel.
- Kurang fleksibel dan tidak efisien untuk sistem yang kompleks.
- Membutuhkan banyak ruang panel dan kabel yang rumit untuk kontrol logika lebih besar.
Karena itu, meskipun sistem otomatisasi konvensional masih digunakan, banyak industri mulai beralih ke sistem otomatisasi modern berbasis PLC, mikrokontroler, dan IoT yang lebih fleksibel dan efisien.
Sistem otomatisasi konvensional adalah solusi awal dalam dunia otomasi yang mengandalkan rangkaian listrik dan komponen elektromekanis untuk mengendalikan proses. Meski tergolong klasik, sistem ini tetap relevan untuk aplikasi sederhana dan lingkungan yang tidak membutuhkan fleksibilitas tinggi. Namun untuk sistem yang lebih kompleks, efisien, dan mudah diubah, pendekatan otomatisasi modern kini lebih banyak dipilih.